Aksi indonesia gelap yang diserukan berbagai kelompok massa sebagai bentuk perlawanan terhadap penyelewengan pemerintah digelar di Jember pada Jumat (21/02/2025). Aksi mengatasnamakan Solidaritas Jember Melawan (SJM) yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan lapisan masyarakat Jember.
Massa mulai berangkat menuju Gedung Dewan Perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Jember dari titik kumpul Double way Universitas Jember pada pukul 14.30 WIB dengan membawa tiga tuntutan utama:
- Penolakan penolakan terhadap hasil revisi UU MINERBA yang dipandang tidak relevan dan mengacak-acak institusi pendidikan oleh keterikatannya
- Penolakan terhadap efisiensi anggaran yang banyak merugikan masyarakat serta penggunaan dana efisiensi yang tidak transparan
- Penolakan terhadap pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang dilansir akan memperbesar peluang pencucian uang karena audit dana yang juga tidak transparan sehingga tidak dapat dikawal oleh masyarakat.
“Orientasi mengenai aksi indonesia gelap atau indonesia menuju kegelapan membuat kami sadar bahwasannya perlu adanya lilin-lilin yang menerangkan indonesia ke depannya, melalui aksi ini kita berharap kedepannya pemerintah bisa meninjau lagi putusannya dan kita misalnya suatu saat akan menjadi pemangku kebijakan tentu kita akan berharap kita punya keberpihakan yang jelas kedepannya,” ungkap Hasyisy selaku Koordinator lapangan (Korlap) aksi Solidaritas Jember Melawan.
Aksi simbolik yang dilakukan berupa pembakaran foto-foto kementerian kabinet merah putih dan penaburan bunga sebagai tanda telah berpulangnya hati nurani pemimpin dan matinya keberpihakan negara terhadap rakyat. Selain itu, penyampaian aspirasi dilakukan di bundaran DPRD melalui orasi dari mahasiswa juga dosen, pembacaan puisi, dan penampilan rap satire.
Massa aksi memutuskan merangsek masuk ke gedung DPRD Kabupaten Jember untuk membacakan tuntutannya dan meminta DPRD menandatangani pakta integritas sebagai bentuk janji bahwa DPRD Jember akan mengawal tuntutan Solidaritas Jember Melawan (SJM) hingga sampai ke pusat.
Sebanyak tiga dari tujuh fraksi di DPRD Jember keluar dan menunjukkan dukungan. Tiga fraksi tersebut adalah Widarto selaku wakil ketua DPRD Kabupaten Jember sekaligus dari fraksi PDIP, Nilam Noor Fadilah dari fraksi Golkar, dan Ahmad Hairozi dari fraksi Gerindra.
Walaupun ditengah guyuran hujan, massa aksi tetap menetap dan menuntut bukti nyata dari ketiga fraksi tersebut. Syahrin selaku wakil koordinator lapang menyatakan bahwa massa aksi butuh kerja yang konkrit karena pakta integritas seharusnya ditandatangani oleh semua fraksi tetapi yang hadir hanya tiga fraksi.
“Kita tidak butuh link service atau omon-omon, kita butuh komitmen, sekarang ketika DPRD tidak solid terus bagaimana dengan pakta integritasnya?” tanya Syahrin
Fraksi yang hadir menyampaikan bahwa pada hari Senin (24/02 2025) akan diadakan rapat Paripurna, mereka berkomitmen jika tiga fraksi ini akan mengawal empat fraksi yang tidak hadir untuk tandatangan pakta integritas.
“Empat fraksi ini akan kami sampaikan untuk mendukung aspirasi kawan-kawan mahasiswa hari ini, itu komitmen Saya, dan tadi sudah disampaikan teman-teman mahasiswa, kalau kami tidak mampu meyakinkan empat fraksi ini konsekuensi yang disampaikan kami harus mundur,” Tegas Widarto selaku Wakil ketua DPRD Kabupaten Jember.
“Korlap atau beberapa perwakilan, hari senin bisa ketemu saya disini, nanti dibawakan saja surat pernyataannya, senin kita tunjukkan kepada kawan-kawan bahwa tujuh fraksi sudah tanda-tangan semuanya,” terang Widarto
Menurut Geisha, seorang demonstran dari Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Jember, mahasiswa harus bersikap aware, harus memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi tentang apa yang terjadi besok, dan tetap terus mengawal sesuai apa yang disampaikan tadi oleh pihak DPRD kabupaten Jember.
Setelah tanda-tangan dan janji dari ketiga fraksi tersebut didapat, massa aksi kemudian berangsur mundur dari gedung DPRD Kabupaten Jember dengan kondusif.
- Penulis: Yenda Aulia
- Fotografer: Fajar Abdan