Saat ini, jumlah nelayan di Banyuwangi mencapai angka 25 ribu orang. Namun, tidak semuanya terdaftar dalam sebuah paguyuban. Hanya separuhnya, sekitar 13 ribu orang saja yang memiliki kartu nelayan. Terkait lokasi, pantai kawasan Muncar di Banyuwangi adalah penyumbang angka terbesar pekerjaan maritim tersebut. Ada hal menarik dari cerita nelayan asal Banyuwangi. Terlepas naik dan turun hasil tangkapan ikan, nelayan Banyuwangi sudah lima belas tahun meninggalkan penggunaan cantrang dalam menangkap ikan. Sudah bukan rahasia lagi, penggunaan cantrang mengakibatkan dampak buruk terhadap ekosistem laut.
Cantrang adalah jaring dengan bagian bawah diberikan kayu hingga ke dasar. Penggunaannya dengan cara ditarik menggunakan kapal. Akibat dari penggunaan cantrang adalah timbulnya kerusakan pada karang sebagai tempat
pemijahan telur ikan. Satu sisi, penggunaan cantrang dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan, tetapi dampak jangka panjangnya adalah kerusakan habitat. Jika diteruskan, maka akan sangat mungkin bahwa ke depan produksi ikan akan menurun.
Sadar akan potensi bahaya penggunaan cantrang, nelayan sepakat tidak lagi menggunakannya. Dengan hasil seadanya, nelayan memilih tetap menggunakan alat-alat tangkap tradisional. Alat semacam jaring angkat dan pancing masih setia digunakan. Konsekuensinya, nelayan harus lebih giat lagi dalam upaya menangkap ikan. Bagi nelayan di Banyuwangi, kondisi lingkungan terjaga akan jauh lebih berharga untuk diwariskan kepada anak cucu di kehidupan kemaritiman selanjutnya. []
Karya: Agus Susanto
Instagram: ibnu.ichsan
[Tulisan ini pertama kali diterbitkan dan merupakan pemenang Juara II untuk Lomba Fotografi Se-Jawa Bali MOCAF 2019 oleh LPM Manifest]