Komisi Pemilihan Umum Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember (KPUM FTP UNEJ) resmi merubah mekanisme pemungutan suara Pemilihan Umum Raya (PEMIRA) 2023 yang akan diadakan Rabu (13/12/2023).

Melalui Sosialisasi PEMIRA FTP 2023 yang diadakan oleh KPUM FTP pada Minggu (19/11/2023), KPUM FTP sempat menjelaskan bahwa pemungutan suara pada PEMIRA tahun ini akan dilakukan sama seperti tahun sebelumnya, yaitu dilakukan dengan e-voting melalui akun SISTER masing-masing calon pemilih. Pada akhirnya, KPUM FTP resmi merubah mekanisme pemungutan suara pada PEMIRA tahun ini. Hal ini diketahui melalui Surat Himbauan PEMIRA dengan Nomor 004.1/A/KPUM-FTP/XII/2023 yang menghimbau kepada seluruh mahasiswa aktif FTP untuk datang ke Gazena FTP UNEJ pada Rabu, 13 Desember 2023 untuk melakukan pemungutan suara.  

Ketua KPUM FTP, Nadila Zahra, menjelaskan bahwa mekanisme pemungutan suara tetap akan dilakukan dengan evoting seperti tahun sebelumnya, namun calon pemilih harus datang ke Gazena FTP sesuai jadwal yang ditentukan untuk mendapatkan kode verifikasi yang dibutuhkan untuk melakukan pemilihan.

“Tata caranya dimulai dengan mahasiswa hadir sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, kemudian mahasiswa akan mengisi daftar hadir yang selanjutnya akan diarahkan ke dalam bilik suara, dalam bilik tersebut telah disediakan device untuk mahasiswa memilih, mahasiswa login menggunakan akun SISTER masing-masing lalu meminta kode verifikasi pada contact person yang ada di depannya. Bila telah selesai memilih, mahasiswa kemudian mencelupkan tangan pada tinta sebagai tanda mahasiswa sudah menggunakan hak suaranya.” jelas Nadila ketika diwawancara via chat WhatsApp.

Diva Permata, selaku Bendahara KPUM FTP juga menambahkan bahwa pemungutan suara juga akan dilakukan keseluruhan secara daring untuk mahasiswa aktif angkatan tahun 2017, 2018, 2019, dan mahasiswa yang tidak berada di Jember karena magang atau MBKM.

Alasan dibalik perubahan mekanisme pemungutan suara adalah terdapat masukan dari warga FTP untuk melaksanakan pemungutan suara secara offline. Masukan tersebut juga sempat disampaikan oleh salah satu hadirin yang datang di Sosialisasi PEMIRA FTP 2023.

 “Berkaca dari tahun sebelumnya bahwa dari jumlah DPT hanya 40% yang menggunakan hak pilihnya karena admin kualahan dalam melakukan pengiriman kode verifikasi. Selain itu, banyak permintaan dari warga FTP dan Forma lebih menginginkan pemira diadakan secara offline dengan alasan tanggal 13 masih termasuk dalam minggu-minggu [masa] perkuliahan.” ujar Diva ketika ditanya terkait alasan dilakukan perubahan mekanisme pemungutan suara.

Menanggapi perubahan mekanisme pemungutan suara dari KPUM FTP, Anggun Oktaviani selaku Ketua BPM FTP mengapresiasi keputusan tersebut karena telah mempertimbangkan saran dan masukan untuk PEMIRA 2023.

“Meskipun tidak mudah ya beralih dari kita yang sudah terbiasa online di tahun sebelumnya dan tahun ini dicoba secara offline walaupun dari segi mekanisme pemilihannya masih menggunakan SISTER. Hal itu juga [menjadi] bentuk memanfaatkan teknologi yang sudah disediakan.” ujar Anggun ketika ditanya pendapatnya terkait perubahan mekanisme pemungutan suara.