Hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April merupakan salah satu bentuk gerakan untuk menyambung kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan. Permasalahan lingkungan bermunculan beberapa tahun terakhir, salah satunya adalah pencemaran lingkungan akibat penggunaan plastik. Seperti unggahan dari laman EARTHDAY.ORG yang mengusung sebuah tema “Planet Vs. Plastic”, berfokus pada pelestarian lingkungan melalui pengurangan penggunaan plastik di bumi. EARTHDAY.ORG memiliki harapan tinggi pada tahun 2024 sebagai tahun untuk memulai pengurangan plastik dunia.

Dilansir dari kompas.com pencemaran plastik di Indonesia terus meningkat dari tahun 1995 sampai 2022 yang mencapai 12,54 juta ton. Penggunaan plastik sekali pakai yang masih marak menjadi sumber masalah utama pencemaran lingkungan, banyak ditemukan pada danau, sungai, hingga laut yang dapat menyebabkan pencemaran pada biota air. Cemaran mikroplastik pada biota air akan membahayakan manusia apabila dikonsumsi.

Di Indonesia tingkat penggunaan plastik setiap tahunnya cukup tinggi. Badan Riset Urusan Sungai Nusantara [BRUIN] 2023 melakukan sensus pada 64 titik yang tersebar pada 13 provinsi di 28 kabupaten/kota. Sensus tersebut mendapat temuan sampah plastik sebanyak 25.733 sampah plastik. Publikasi dari website sipsn.menlhk.go.id bahwa pada tahun 2023 komposisi sampah plastik mencapai 18,4% dari jumlah total sampah pada tahun 2023 mencapai 15.464.683,44 ton/tahun.

Berbagai sumber menyatakan bahwa puncak dari skema plastik masa depan terdapat pada tahun 2040. Pencemaran plastik akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan manusia karena plastik sudah menjadi rutinitas dan dapat diperkirakan skema masa depan ungkap peneliti dalam Jurnal Ilmiah Science pada unggahan bbc.com. Dilansir dari metro.tempo.com peningkatan sampah plastik pada Ibu kota Jakarta saat lebaran 2024 diperkirakan mencapai 4.143 ton sampah setiap harinya. Sampah plastik tersebut dapat memengaruhi pencemaran karena penanganan yang kurang pada TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Penyumbang sampah plastik didominasi dari sampah rumah tangga sehingga penanganan sampah secara mandiri merupakan faktor penting untuk mengurangi sampah plastik. Penanganan sampah mandiri pada lingkungan keluarga memiliki dampak yang signifikan untuk pengurangan sampah plastik di Indonesia. Kesadaran dan tanggung jawab masyarakat menjadi penggerak utama permasalahan sampah plastik. Di sisi lain peran pemerintah selain menyediakan tempat pembuangan akhir juga perlu monitoring secara khusus terkait penanganan limbah tersebut Pemerintah memiliki beberapa inisiatif terkait penanganan sampah plastik yang terdapat di Indonesia yang di unggah pada laman mertani.co.id. Pokok dari inisiatif pemerintah yaitu pengurangan plastik sekali pakai, industri daur ulang plastik, dan peningkatan regulasi pada industri plastik. Hal ini dilakukan demi membangun masa depan yang lebih bersih dan bebas sampah plastik.

Penulis: Ahmad Azis Rosyidi

fotografi: Mahardhika Mahmudha R.