JEMBER, Manifest – Museum Huruf Jember bersama Kelompok Dongeng Litera, Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Jember, dan Sekolah Luar Biasa Taman Pendidikan dan Asuhan (SLB-A TPA) Jember mengadakan pertunjukan dongeng yang bertajuk Dongeng untuk Semua pada Minggu (24/03) di Museum Huruf Jember. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Dongeng Internasional. Acara dimulai pukul 10.00 WIB dengan rangkaian acara meliputi pertunjukan dongeng Kentut Ajaib, talk show Dongeng Ramah Difabel, penampilan lagu isyarat, musik dan pantomim, serta penampilan musik.

Acara ini menghadirkan dua orang pemateri untuk mengisi talk show Dongeng Ramah Difabel yaitu Tri Astini Guru SLB TPA Jember dan Sri Maharani perwakilan wali murid SLB TPA Jember. Nur fitriani selaku Ketua Penyelenggara mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan Suara Glangsy Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, dan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (Himpalubi) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP PGRI). “Kita juga mengundang komunitas sekolah kaki gunung dan perpustakaan Bank Indonesia untuk pengenalan dan supaya kerjasama-kerjasama ke depan bisa dipertimbangkan.” Ujarnya

Ade Sidiq Permana selaku Direktur Museum Huruf mengaku kegiatan ini merupakan langkah awal sebelum pembukaan kelas baru yaitu kelas mendongeng. Dimana nantinya kelas mendongeng ditujukan untuk melestarikan dan mencetak pendongeng. “Kami pikir tradisi lisan berupa dongeng kita memiliki akar sejarah, karena kami lihat pendekatan edukasi dongeng ini sangat bagus untuk tumbuh kembang generasi,” ujarnya. Ia juga berharap untuk kedepannya dengan diadakannya acara ini, Museum Huruf bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat mengingat kedekatannya dengan civitas akademik. “Sekali lagi saya katakan bahwa museum ini terbuka untuk umum. Baik pengurus maupun pengelola kegiatan ini, volunteer semua. Alhamdulillah kami dapat apresiasi yang cukup bagus dari kawan-kawan.” Tambah Ade.

Menurut Firda Ainia Adha salah seorang pengunjung, acara seperti pertunjukan Dongeng untuk Semua ini seharusnya dikembangkan agar masyarakat bisa mendapat wawasan lebih, baik dari segi dongeng maupun dari ilmu difabel itu sendiri. “Kalau menurutku sejauh ini tuh bagus acara kayak gitu. Malah perlu dikembangin, diperbanyak juga,” ungkapnya. Firda juga menyarankan agar penyebaran informasi mengenai acara ini bisa lebih dimaksimalkan lagi. “Nanti bisa lebih terasa antusiasme masyarakat. Jadi, targetnya bisa tepat sasaran dan lebih luas.” Pungkas Firda.