Aku ingin bersajak tentang kisah pilu
Sepenggal kisah akan tanah tumpah berdarahku
Yang membuatku menangis sedu
Hingga air mata darah membasahi pipiku
2020
Karena kutukan serdadu gaibmu
Berlimpah lautan darah membeku
Perut ingin terisi suguhan
Mata pedih tak sabar melirik kehidupan
Telinga gerah akan lantunan melodi
Tangan sepi inginkan genggaman
Hati rindu akan buaian
2021
Serdadu gaib masih enggan angkat kaki
Belum tumpas kutukan pedihmu
Namun tanahku kembali menambah tumpahan darah
Air hujan yang selalu Kau berkahi
Membumi melebihi dada
Menyapu bersih harta kecil yang tersisa
Merenggut jiwa-jiwa sanak saudara
Burung besi
Yang terbang membawa 53 jiwa
Tanpa ampun menukik menembus lautan
Hanya dalam satu kedipan mata
Jiwa-jiwa terkasih terbang menemui Sang Pencipta
Gunung-gunung murka
Berlomba-lomba memuntahkan isi perutnya
Mahameru menderu
Raung mengaum
Merapi berapi-api
Sinabung menabung debu
Menyisakan rasa panik dan gelisah
Menghantui anak manusia tanpa jeda
Tanah tumpah berdarahku
Tak cukup berhenti disitu
Engkau bergetar hebat
Juga meranggas deras
Memporak-pondakan segala penghunimu
Mencabik-cabik darahku yang sudah tumpah
Konon ada pelangi seusai badai
Dan badai pasti berlalu
Matahari membawa panas
Panas menuntun mendung
Mendung mengundang hujan
Hujan menghadirkan badai
Badai melahirkan pelangi
Setelah penantian panjang itu
Pelangi berlangsung sekejap
Apa itu sepadan?
Ohh tanah tumpah berdarahku
Kusisakan sekuat tenaga raga dan sukmaku
Berharap dapat melihat pelangi yang sekejap itu
Kurasa itu cukup menghadirkan senyuman
Cukup menghapus duka
Cukup membawa bahagia
Lekaslah sembuh tanah tumpah darahku
Penulis & Ilustrasi : Fabby Nidufias D.