Judul film        : Hope

Tahun rilis      : 2013

Genre              : Drama

Durasi             : 122 menit

Sutradara       : Lee Joon-ik

Penulis            : Kim Ji-hye

 

Film Hope yang rilis pada tahun 2013 silam, telah memecahkan rekor dalam kategori best film pada acara 34th Blue Dragon Film Awards di Korea Selatan berkat kisah apik yang disajikannya. Film ini mengangkat kisah nyata dari seorang gadis kecil yang menjadi korban penganiayaan dan kekerasan seksual. Kasus ini sempat menghebohkan warga Korea Selatan pada tahun 2008. Disutradarai oleh Lee Joon-ik, Hope becerita tentang penderitaan seorang gadis kecil yang mengalami kekerasan seksual dan perjuangan orang tua demi membantu putri kecilnya untuk bangkit dari rasa trauma sukses membuat air mata mengalir sepanjang film dimainkan.

So Won (Lee Re) merupakan seorang anak berusia 8 tahun yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Ia dapat dikatakan kurang mendapat perhatian karena orang tuanya sibuk bekerja, mengingat bahwa ibunya adalah seorang penjaga toko dan ayahnya seorang buruh pabrik. Film ini diawali dengan adegan So Won berjalan seorang diri mengenakan payung untuk ke sekolahnya di tengah rintik hujan. Namun, di situlah So Won mengalami tragedi yang sangat memilukan. Ia menjadi korban kekerasan seksual oleh seorang pemabuk di gang kecil sekolahnya.

Akibat dari tragedi tersebut, So Won mengalami luka parah di bagian wajah dan tubuhnya sehingga mengharuskan untuk memakai  colostomy selama hidupnya. Anak sekecil itu mengalami trauma berat dan  penderitaan yang memilukan, ia juga harus memberikan kesaksian atas kejadian yang menimpanya. Film ini juga memperlihatkan bagaimana penderitaan dan perjuangan terberat sosok orang tua yang berusaha mencari sisa harapan pada anaknya yang terluka dan memperjuangkan keadilan. Seperti yang  diketahui, kekerasan seksual bukanlah kasus yang sepele, hal ini menyangkut mental dan hak orang lain yang direnggut paksa oleh pelaku. Banyak kasus mengenai pelecehan maupun kekerasan seksual yang mengalami penanganan kurang tepat. Hal tersebut dikarenakan penanganan dalam kasusnya sedikit sulit, entah karena kurangnya bukti dan juga menyangkut kesaksian dari kedua belah pihak.

Selain adegan sedih yang diperlihatkan, Hope juga menyajikan adegan yang menunjukkan kehangatan keluarga serta pertemanan dengan porsi yang tidak berlebihan. Tidak ada adegan dalam film yang tidak diperlukan, sehingga filmnya tidak bertele-tele. Namun, film ini tidak disarankan bagi orang yang memiliki trigger karena dapat memicu trauma terhadap pelecehan maupun kekerasan seksual.

“Dilahirkan di dunia adalah anugerah” -So Won

Semangat So Won untuk bangkit dan pulih menjadikan film ini dapat memberikan pesan moral kepada penonton mengenai keikhlasan dan ketabahan untuk bangkit dari sebuah musibah karena pasti akan ada harapan untuk masa depan yang lebih baik.  Pencegahan dan penanggulangan terkait kekerasan seksual terus diperhatikan, begitu pun dengan keadilan yang harus terus diperjuangakan. Film ini juga menjadi pengingat untuk selalu berhati-hati kapanpun dan dimanapun karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

 

Penulis: Nabilah Balqis Putriansi