JEMBER, Manifest – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Aktualita adakan pemutaran dan diskusi film “Shadow Play” di gedung UKM Center Lantai 3 Universitas Muhammadiyah pada Rabu (11/10). Film ini membuka sisi lain PKI diluar stigma masyarakat awam, tentang sejarah pembunuhan masal para korban yang dianggap sebagai simpatisan PKI.
Fais Ridho Nur Alamsyah selaku Pemimpin Umum LPM Aktualita mengatakan bahwa tujuan dari acara ini untuk memperingati peristiwa Gerakan 30 September 1965. “Tujuannya memperingati 30 September kemarin dan mendekatkan antar UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) serta anggota baru karena kemaren juga baru oprec (Open Recruitment)”, ujar Fais. Ia juga menuturkan bahwa pemilihan judul film Shadow Play yang menjadi bahan pemutaran dan diskusi film adalah sebagai refleksi. “Karena film Jagal, Senyap terlalu mainstream dan sering diputar. Sedangkan film Shadow Play kan banyak yang nggak tau, kita perlu refleksi dengan film yang sudah ada tapi kualitasnya bagus”, tambah Fais.
Salah satu peserta diskusi, Khairatun Nisa dari LPM Mitra menyambut positif kegiatan diskusi film ini. Ia mengungkapkan bahwa setelah menonton serta diskusi film Shadow Play dapat meningkatkan wawasannya. “Dari yang awalnya tidak tau jadi tau yang sebenarnya karena mindset saya soal PKI itu awalnya jelek, tapi setelah melihat film ternyata tidak seburuk pemikiran awal”, ujar Nisa.
Film “Shadow Play : Indonesia’s Year of Living Dangerously (2003)” merupakan film dokumenter produksi Australia yang disutradarai Crhis Hilton. Film ini berusaha mengungkap kekuatan-kekuatan politik dan militer yang diduga berperan dan mengambil keuntungan dalam meletusnya peristiwa pembunuhan 6 Jenderal Angkatan Darat dan pembunuhan massal yang menyertainya kemudian. Shadow Play juga berupaya menyatakan bahwa peristiwa berdarah empat puluh hingga lima puluh tahun lalu itu masih menjadi bayangan sejarah yang terus memanjang. []