JEMBER, Manifest – Sekitar 70 anggota mahasiswa pecinta alam (mapala) berjejer di bundaran depan gedung DPRD Jember pada rabu (18/11) dengan membawa poster bertuliskan “ Tolak Tambang ”. Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Pecinta Alam se-Jember itu melakukan aksi menolak tambang ilegal. Aksi ini diikuti oleh 21 organisasi mapala dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Jember. Tepat pukul 09.49 WIB aksi mereka dibuka dengan menyanyikan Indonesia Raya.
Menurut Angga selaku koordinator lapangan yang berasal dari mapala Gemapita FKIP UJ mengatakan bahwa tujuan acara ini adalah untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat pentingnya penolakan tambang ilegal. “Tambang sendiri bisa berdampak besar untuk masyaraka” ujar Angga. “Bisa terjadi bencana alam.” imbuhnya.
Aksi dimulai dengan long march dari Kampus Universitas Jember menuju Bundara DPRD. Dilanjut

kan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilakukan aksi teatrikal tolak tambang ilegal yang menceritakan tentang permainan suap pelaku usaha tambang pada penguasa dan premanisme terhadap petani yang menolak tambang. Juga dilakukan pembagian stiker dan aksi tandatangan diatas kain putih. Setelah dari bundaran DPRD aksi dilanjutkan di depan pintu masuk DPRD.
Lima orang perwakilan mahasiswa diterima untuk masuk kedalam gedung DPRD dan menyampaikan aspirasi. Aksi ditutup dengan kesepakatan bersama dengan DPRD tentang tiga tuntutan terkait dengan pertambangan yang akan di ajukan pada Kementrian Kehutanan dan Lingkungan.[]