JEMBER – MANIFEST. Sabtu (19/4) malam sekitar pukul 19.00 sekretariat LPM Manifest tampak  gelap dan pintunya tertutup. Sekilas sekretariat LPM Manifest tampak tak berpenghuni. 
Malam itu Manifest sedang merayakan ulang tahunnya yang  kelima belas. “Lima belas tahun adalah usia yang sakral bagi Manifest”, kata Luluk saat membuka acara. Agenda utama dalam perayaan Dies Natalis Manifest malam itu adalah Kumpul Manifest (Kuman). Semua anggota dan pengurus mengeluarkan uneg-unegselama berproses di Manifest. “Uneg-uneg apa saja, apa yang dirasakan”, tambah Luluk.
Selain mengungkapkan uneg-uneg, Yudha selaku Pemimpin Umum LPM Manifest juga menjelaskan bahwa inti dari acara ini adalah penyampaian tentang apa yang dirasakan seputar kekurangan dan harapan masing-masing individu ke depannya. 
Tujuan awal diadakannya acara ini adalah untuk memperingati hari lahirnya LPM Manifest, mengingat perjuangan sampai terbentuknya LPM Manifest.  Namun hasil dari diadakannya Kuman ini tidak dapat dirasakan langsung output-nya. “Belum terasa sekarang tapi bakal ada kerekatan di tiap personal”, ungkap Yudha.
Kuman yang diikuti oleh pengurus, anggota tetap, dan anggota magang ini mengungkapkan segala permasalahan. Ada banyak cerita yang diungkapkan meliputi kepribadian, keorganisasian, kekeluargaan, dan kerja sama. 
Dian Teguh menjelaskan bahwa bahwa di dalam organisasi kita harus saling support dan belajar. Dalam organisasi juga jangan sampai melupakan kebersamaan dan harus tetap saling support. “Ayo kita bareng-bareng membangun organisasi dengan keceriaan, dengan semangat”, ungkapnya. 
Luluk menjelaskan ada rasa kelegaan yang dirasakan setelah mengungkapkan uneg-uneg­ di acara Kuman. Ia berharap Manifest bisa menjadi lebih baik lagi setelah diadakannya acara malam itu. “Semoga kita bisa lahir kembali seperti lahirnya Manifest di usianya yang kelima belas ini”, kata Luluk.[Dina]