Skip to content
Menu
LPM Manifest FTP UNEJ
  • Berita
    • UKM
    • Kampus
    • Jember
  • Feature
  • Fotografi
  • Ilustrasi
  • Sastra
  • Serat
  • Press Release
LPM Manifest FTP UNEJ

Pers Mahasiswa Bukan Humas Kampus !

November 5, 2016 by manifest

Layaknya sebuah mahligai rumah tangga yang ideal, banyak perbedaan antara suami dan istri dalam mendidik anak-anaknya. Sebagai contoh, di dalam sebuah keluarga seorang ayah berprofesi sebagai tentara, sedang sang bunda bekerja sebagai guru. Dalam pandangan kita, pasti sang ayah akan mendidik anaknya dengan tempaan yang keras dan tegas, sesuai dengan apa yang ia dapatkan saat latihan militer. Sementara sang bunda sebagai seorang guru akan bersikap lebih lembut dan perhatian dalam mendidik anaknya. Namun dari banyak perbedaan metode mendidik, keduanya memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan yang terbaik kepada anaknya.

Sama halnya dengan contoh diatas, pers mahasiswa (persma) dan humas kampus tidaklah sama. Keduanya berjalan di jalan yang berbeda dalam memberikan informasi kepada civitas akademika di dalam sebuah lingkup kampus. Sudah sangat jelas humas kampus akan memberitakan keunggulan atau kelebihan yang ada pada kampusnya. Prestasi dari mahasiswa atau dosen juga tak luput diberitakan untuk menaikkan pamor kampus. Selain itu, informasi terkait kampus seperti sistem kurikulum sampai beasiswa juga bisa dinikmati secara gratis didalam web yang dikelola pihak kampus tersebut.

Sedangkan persma dapat dimaknai sebagai usaha dalam menyampaikan informasi melalui sebuah media terbitan yang dikelola secara komunal oleh mahasiswa di dalam lingkup Unit Kegiatan Mahasiswa. Untuk menjalankan fungsinya sebagai Agent of Change and Control, sudah tentu persma dituntut untuk selalu kritis didalam menyikapi setiap dinamika yang terjadi di dalam kampus. Nilai berita yang disampaikan biasanya berasal dari isu yang sedang berkembang di kampus, jauh dari kata “pencitraan” seperti berita-berita yang disebar luaskan oleh humas kampus.

Dalam hal organisasi, kerja humas kampus dapat dikatakan lebih terstruktur dibandingkan persma. “Mengapa ?” karena dalam segi organisasi awak persma terbentur dengan kesibukan akademik seperti kuliah, praktikum, mengerjakan tugas dan laporan, serta masih banyak lagi. Selain itu menjadi seorang humas kampus dapat menghasilkan uang dari pekerjaannya. Jadi wajar saja apabila didalam penyebaran informasi humas kampus terkesan lebih aktif daripada media persma.

Dalam konteks kepentingan, secara alami humas kampus akan selalu berpihak kepada kepentingan birokrat kampus. Sedangkan persma sendiri meskipun masih didanai oleh pihak kampus namun secara keredaksian pihak pemangku kebijakan kampus “haram” untuk ikut campur kedalamnya. Hal ini bukan tanpa alasan. Karena persma sendiri bersifat independen dan ruang redaksi di dalam sebuah Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) merupakan tempat suci yang menjadi simbol independensi dan perjuangan persma.

Namun karena tulisan yang dimuat oleh persma lebih banyak mengangkat isu sensitif di dalam kampus, secara tidak langsung pihak birokrat kampus “tersentil” dengan pemberitaan persma. Bahkan banyak yang menganggap persma tidak pro-kampus dan hanya menjadi biang masalah di dalam kampus. Contoh teranyar yakni LPM POROS Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta diberedel medianya oleh pihak rektorat karena tak tahan lagi dengan pemberitaan yang dimuat oleh POROS. Tak tanggung-tanggung, POROS juga dibekukan secara keorganisasian. Pihak birokrat UAD kesal lantaran di dalam bulletin magang edisi 2016 memuat isu tentang ketidaksiapan UAD membuka Fakultas Kedokteran. (Baca : Birokrasi Masih Labil, LPM Poros Diberedel).

Jadi, mindset bahwa persma hanya akan menjadi biang masalah di dalam kampus tampaknya harus dirubah. Seperti analogi pada bagian awal diatas, persma berperan sebagai seorang ayah, humas kampus sebagai bunda, dan anak-anak yang mereka didik adalah seluruh civitas akademika yang ada di dalam kampus. Seperti didikan militer yang keras dan tegas, persma memposisikan dirinya sebagai pengawas kebijakan yang dibuat petinggi kampus. Pemberitaan persma yang kritis sejatinya dapat dijadikan evaluasi bagi birokrat kampus. Karena tidak semua kebijakan yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

Sudah seharusnya pihak birokrat kampus bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi pemberitaan yang dimuat oleh persma. Didalam setiap penerbitan media persma pasti “tidak asal” menerbitkan medianya. Kode Etik Jurnalistik dan disiplin verifikasi menjadi senjata ampuh persma menghadapi setiap permasalahan setelah media diterbitkan. Sementara humas kampus yang dianalogikan sebagai seorang guru didalam pemberitaannya lebih banyak memuat tentang informasi kampus, berita terkini, berita prestasi yang diperoleh civitas akademika, kegiatan yang ada dalam kampus, serta masih banyak lagi.

Lantas, masih adakah yang mempertanyakan mengapa media persma “jarang” memberitakan hal postif seperti humas kampus ?.[]

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Seruan Aksi Turun Jalan, 4 Tuntutan Aliansi BEM Se-Jember dan Suara Mahasiswa di DPRD Jember
  • Noda Dosen di Cincin Mahasiswa
  • 14 Tuntutan Front Pelajar dan Mahasiswa Papua Jember di Aksi Damai Tolak Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB)
  • Tentang Gender : Hak Laki-Laki dan Perempuan yang Adil dan Berimbang
  • PERNYATAAN SIKAP LPM MANIFEST FTP UJ

Archives

  • April 2022
  • March 2022
  • July 2021
  • May 2021
  • April 2021
  • March 2021
  • February 2021
  • January 2021
  • December 2020
  • November 2020
  • October 2020
  • September 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • May 2020
  • April 2020
  • March 2020
  • February 2020
  • January 2020
  • December 2019
  • November 2019
  • October 2019
  • September 2019
  • August 2019
  • July 2019
  • June 2019
  • May 2019
  • April 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • January 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • September 2018
  • August 2018
  • July 2018
  • June 2018
  • May 2018
  • April 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • January 2018
  • December 2017
  • November 2017
  • October 2017
  • September 2017
  • August 2017
  • July 2017
  • June 2017
  • May 2017
  • April 2017
  • March 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • December 2016
  • November 2016
  • October 2016
  • September 2016
  • August 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • May 2016
  • April 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • November 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • August 2015
  • June 2015
  • May 2015
  • April 2015
  • November 2014
  • October 2014
  • September 2014
  • April 2014
  • March 2014
  • January 2014
  • December 2013
  • November 2013
  • October 2013
  • August 2013
  • July 2013
  • June 2013
  • April 2013
  • February 2013
  • March 2012

Categories

  • Berita
  • Catatan Perjalanan
  • Fotografi
  • Ilustrasi
  • Infografis
  • Jember
  • Kampus
  • PENITI
  • Press Release
  • Sastra
  • Serat
  • Tak Berkategori
  • UKM
  • Uncategorized
©2022 LPM Manifest FTP UNEJ | Powered by WordPress and Superb Themes!