Minggu, 23 Juni 2013 keadaan di lingkungan Universitas Jember (UNEJ) terlihat sepi, hal tersebut karena pada saat itu Unej memasuki hari libur setelah Ujian Akhir Semester (UAS) selesai. Tetapi di sudut Univerasitas Jember tepatnya di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP)  tidaklah demikian. Tepatnya pada pukul 19.00 WIB FTP mulai banyak didatangi orang, hal tersebut karena pada malam itu salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Kesenian (UKMK) yaitu Dolanan mengadakan sebuah pentas seni. Pentas seni tersebut membawakan tema “ Nguri-Nguri Budaya” yang berarti menggali lebih dalam sebuah kebudayaan.  Acara tersebut dihadiri oleh Dekan FTP yaitu Yuli Witono, para alumni  UKMK Dolanan, dan mahasiswa- mahasiswa yang tergabung dalam berbagai UKM di Universitas Jember.
 
Pentas seni tersebut merupakan aplikasi pertunjukan seni dari anak magang UKMK Dolanan yang disebut Cakru kependekan dari Calon Anggota Baru. Untuk menjadi anggota tetap Cakru UKMK Dolanan harus mementaskan sebuah karya seni  pada bidang keahlian mereka masing- masing. Pada malam itu Cakru UKMK Dolanan mementaskan tiga macam seni, yaitu seni tari, seni rupa, dan seni musik.

 
Pementasan yang pertama yaitu dari seni tari, yang dibawakan oleh satu penari cowok yaitu Dimas dan lima penari cewek yang terdiri dari Mala, Kiki, Raha, Yanti, dan Dyah. Mereka berenam membawakan sebuah tari modern di awal dan dilanjutkan dengan tari tradisional Jember yaitu Tari Labako.
 
Sesi seni rupa dibawakan oleh lima orang cowok yang terdiri dari Dodik, Fatkhur, Wicak, Afif, dan Bagus. Pertunjukan seni rupa mereka sangat mengejutkan. Kelima cowok tersebut melukis dengan menggunakan mulut mereka. Mereka menyemburkan cat warna yang ada di dalam mulut meraka di atas sebuah kain besar yang dibentangkan. Lukisan mereka terlihat seperti jenis lukisan abstrak tetapi pada tengah- tengah lukisan terbentuk sebuah huruf “ D”. Kemungkinan huruf “ D ” tersebut melambangkan sebuah inisial pertama dari nama UKMK mereka yaitu Dolanan. Hasilnya sangat mengagumkan kerena dengan menggunakan mulut mereka dapat membuat sebuah seni rupa yang cukup  mengesankan. Di akhir- akhir penampilan, kelima cowok tersebut menuliskan sebuah huruf di punggung mereka masing- masing dan huruf tersebut membentuk sebuah rangakaian yang bertuliskan “ C . A . K . R . U”.
 
Setelah pertunjukan seni rupa dilanjutkan pertunjukan seni musik, yang dibawakan oleh dua cewek yaitu Irma dan Dita, lima cowok yaitu Yasin, Deny, Faris, Icang, dan Risky. Dalam penampilan tersebut mereka membawakan dua buah lagu yaitu Anoman Obong dan Gambang Suling. Dengan memadukan alat musik modern dan tradisional pertunjukan seni musik tersebut sangat mengagumkan. Apalagi ketika bunyi alat musik gendang mengiringi permainan musik mereka, terlihat yaitu Dekan FTP Yuli Witono memberikan tepuk tangan terhadap permainan musik ketujuh cakru Dolanan tersebut. Setelah itu diikuti tepuk tangan dari pengunjung sehingga membuat pementasan seni malam itu menjadi lebih meriah.
 
Setelah ketiga jenis Seni tersebut selesai, dilanjutkan sebuah  acara yaitu apresiasi dari pengunjung. Apresiasi merupakan acara penilaian untuk pementasan seni yang telah ditampilkant, yang berisi kritik atau saran. Apresiasi tersebut dilakukan agar para cakru mengetahui kekurangan dan kelebihan pementasan yang mereka pertunjukan supaya dijadikan pelajaran agar ketika mereka melakukan pertunjukan berikutnya hasilnya akan lebih baik.[Joko]